By switching to dark mode you can reduce the energy consumption of our digital service.

Kajian Kerentanan dan Risiko Iklim Provinsi Maluku (Bahasa Indonesia)

Kajian yang berfokus pada Provinsi Maluku ini dihasilkan oleh USAID APIK, sebagai dasar untuk menyusun strategi adaptasi perubahan iklim dan ketangguhan daerah.
Landscape of Maluku, Indonesia

Summary (English)

The climate vulnerability and risk assessment (VA) in Maluku Province was developed to formulate the regional climate adaptation strategy and for enhancing regional resilience to climate change risks and hydrometeorological hazards. This study can also be used as input for more responsive and adaptive development planning in Maluku.

The methodology used in this study refers to the Ministry of Environment and Forestry (Permen KLHK) No. 33 Year 2016 regulation on guidelines for the development of climate change adaptation action and the Indonesian National Disaster Management Agency (BNPB) regulation (Perka-BNBP) No. 2 Year 2012 on general guidelines for disaster risk assessment. This report also adapts the methods used by the Environment Ministry (KLH) in the risk assessment and climate change adaptation study (KRAPI), developed in 2012. In addition, this report uses a dynamic risk analysis method to make a comparison between the current and future risk (within the next 30 years).

Implemented in a participatory way, the study was conducted through experts and stakeholder consultations. A series of three workshops has been carried out, involving representatives from provincial government agencies (OPD), national/vertical government agencies such as the Meteorology, Climate, and Geophysics Agency (BMKG), local NGOs, women’s associations, universities, media, and businesses. The climate risks were discussed in a participatory manner. Data and information related to the vulnerability and hazard were collected from the workshop participants.

The VA was started by selecting priority sectors that contribute significantly to the gross regional domestic product (PDRB) and that are mostly impacted by climate change. The six selected priority sectors for Maluku include: 1) hydrometeorological disaster management (flood and landslide), 2) fisheries, 3) agriculture, 4) tourism, 5) water, and 6) sea transportation. Following prioritization of the sectors, the assessment was then continued with hazard, vulnerability, and risk analyses, as well as recommendations for adaptation options for each sector.

The results of this study present the vulnerability and risk maps of each sector studied. A further result is a synthesis of a composite map of vulnerability and risks that can be used for development planning and spatial planning. The last section of this report presents a list of adaptation options for the priority sectors.

*Download the full study from the right-hand column. Find a summary of the study below in Bahasa.The assessment report is only available in Bahasa, Indonesian and is supported by USAID APIK.

Ringkasan (Bahasa Indonesia)

Kajian kerentanan dan risiko perubahan iklim di Provinsi Maluku ini dibuat sebagai dasar untuk penyusunan strategi adaptasi perubahan iklim dan penguatan ketangguhan daerah dalam menghadapai risiko perubahan iklim dan bencana hidrometeorologi. Kajian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk perencanaan pembangunan daerah yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim di Maluku.

Metodologi yang digunakan dalam kajian ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 33 tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim, Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 2 tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, serta mengadaptasi metodologi yang digunakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam Kajian Risiko dan Adaptasi Perubahan Iklim (KRAPI) 2012. Selain itu, kajian ini juga menggunakan metode analisis risiko dinamis untuk melihat perbandingan antara risiko yang ada pada masa sekarang dengan risiko pada masa 30 tahun mendatang.

Kajian ini dilakukan secara partisipatif, melalui konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait dan tenaga ahli pada masing-masing bidang. Kajian risiko ini dilaksanakan dalam tiga kali lokakarya yang melibatkan Kelompok Kerja (Pokja) Adaptasi Perubahan Iklim, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait, LSM, tokoh agama, organisasi perempuan, pengusaha, dan lain-lain. Dalam lokakarya tersebut dibahas risiko iklim secara partisipatif. Data dan informasi tentang kerentanan dan ancaman diperoleh dari para peserta.

Tahapan proses kajian risiko ini dilakukan mulai dari pemilihan bidang kajian, yaitu dengan menganalisis bidang pembangunan yang paling berperan dalam PDRB dan yang paling terdampak oleh risiko perubahan iklim. Pada tahap ini parapihak yang terlibat dalam kajian ini memilih enam bidang utama yang akan dikaji, yaitu: 1) bencana hidrometeorologi, 2) perikanan tangkap, 3) pertanian, 4) pariwisata, 5) air bersih, dan 6) perhubungan laut. Tahapan proses kajian selanjutnya adalah analisis ancaman, kerentanan, dan risiko, serta pilihan adaptasi pada setiap bidang kajian.

Hasil kajian ini menunjukkan peta kerentanan dan risiko setiap bidang yang dikaji. Kemudian dibuat sintesis peta gabungan kerentanan dan risiko yang dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan dan tata ruang. Pada bagian akhir laporan ini dipresentasikan daftar pilihan adaptasi untuk bidang-bidang yang dikaji.

(Kajian ini hanya tersedia dalam Bahasa Indonesia atas hasil dukungan USAID APIK).

Related resources

Add your project

Exchange your climate change adaptation projects and lessons learned with the global community.